Sabtu, 05 Desember 2009

Memperbaiki kedangkalan

Oke, gue tau, gue berumur 18 tahun baru beberapa hari saja. Mau dikategorikan sebagai orang dewasa pun, tingkat kedalaman (otak dan hati) gue masih dipertanyakan. (sehari-hari pikiran saya mudah sekali diukur kedalamannya alias dangkal, lol. Ini candaan gue dan teman-teman, pikiran dan hati dangkal, lol.). jadi maafin gue kalo tiba-tiba tulisan ini memang terkesan dangkal, karena sesungguhnya, pengalaman saya tidak banyak, jadi saya belum banyak tau.

Baiklah, mari tes kedalaman hati gue. Kali ini gue akan coba berbicara tentang cinta, yang mulai merasa menyesal telah membaca prolog tulisan ini, monggo minggat ke lapak lain, hehe.

Nah jadi apa sebenernya cinta itu? Seperti yang udah gue bilang, gue ini kurang pengalaman. Umur 18 juga baru beberapa hari. Jadi gue emang belum paham betul sama arti kata ini.

Ketika gue melihat lelaki ganteng, hati rasa senang (oke dangkalnya mulai keluar). Tadinya mungkin gue lagi fokus sama suatu hal, tapi begitu liat lelaki ganteng, langsung ter-distract (ha-ha) . Apa itu cinta? Kalo menurut gue, bukan.

Ketika gue diperlakukan istimewa oleh seorang lelaki, gue senang. Gue merasa masih ada yang care sama gue. Gue merasa masih ada yang memperhatikan gue. Apa itu cinta? Hmm masih bukan deh kayaknya ya.

Ketika gue dipuji oleh seorang lelaki, gue senang. Gue merasa masih ada yang melihat suatu kelebihan dari diri gue. Masih ada yang melihat gue secara spesial. Apa itu cinta? Gue rasa juga bukan.

Tapi ada saat ketika ada seorang lelaki yang tidak melakukan apa-apa ke gue, bahkan terlihat mempesona pun tidak, namun tiba-tiba gue merasa ada yang menonjok perut gue. Pertama rasanya sakit, tapi sakitnya berubah jadi perasaan aneh yang berkumpul di ulu hati lalu tiba-tiba sakitnya seperti memuai dan mengembang ke seluruh perut, dan entah kenapa sekonyong-konyong jantung gue seperti terpacu adrenalin tinggi, dan entah kenapa gue merasa enak. Perasaan enak ini bikin nagih, dan gue terus-terusan pengen ngerasain lagi, dan setiap berhasil merasakan perasaan tadi, gue tersenyum. Senyum yang bisa gue rasain dari hati. (merasa gue mulai dalam? Lol.)

Yang itu yang namanya cinta? Mungkin.
Ada saat ketika seorang lelaki berdiri di dekat gue, gue merasa kaku. Ketika dia duduk di sebelah gue, rasanya seperti persendian tubuh gue tidak bekerja dengan baik, sehingga kalo orang liat gue, dia bakal merasa ada yang salah dengan gesture tubuh gue. Ketika dia bicara sama gue, gue kehabisan kata-kata, nggak seperti biasanya. Ketika pandangan mata dia bertemu dengan pandangan mata gue, seperti ada yang menohok rusuk gue sehingga gue kaget dan langsung membuang pandangan gue ke arah lain. Rasanya wajah gue seperti memanas, lalu juga pandangan gue jadi tidak fokus. Aneh, tiba-tiba gue menjadi kikuk.

Yang itu tadi namanya cinta bukan? Mungkin.

Lalu ada juga saat ketika gue melihat seorang lelaki, dia sedang ngobrol akrab dengan seorang perempuan lain, juga saat gue melihat wall facebook berisi pesan akrab dari perempuan lain, juga saat dia sumringah ketika menyebut nama perempuan lain. Entah kenapa syaraf wajah gue rasanya mengerut dan saling menarik sehingga bikin wajah gue berubah ekspresi. Ekspresi yang bukan enak untuk dilihat. Juga, rasanya seperti ada yang menonjok perut gue, tapi bedanya, rasa sakitnya rasanya seperti menggumpal dan justru menekan saluran pernafasan sehingga gue jadi sedikit kesulitan bernafas. Lalu gue akan menarik nafas panjang, dan mencoba tersenyum.

Kalo yang itu? Apa namanya? Cinta? Mungkin.

Jujur aja, gue emang sedikit sekali pengalaman tentang cinta-cintaan. Karena, hmm, masalah percintaan saya jarang ada yang mulus, ha-ha, curhat. Kalo disuruh menyimpulkan cinta itu apa? Hmm, gue juga tidak bisa sepertinya. Tapi lewat beberapa keadaan yang gue jabarkan tadi, MUNGKIN, anda pembaca, bisa sedikit menangkap maksud gue. Yang saya jabarkan tadi memang bukan definisi cinta itu apa. Tapi MUNGKIN yang saya jabarkan tadi adalah beberapa gejala-gejalanya :p

Jadi dengan tulisan ini apakah bisa sedikit memperdalam sedikit kedangkalan gue? Hehe.

Cheers!

0 comments:

Posting Komentar