Ini kopian tugas TTKI (lupa singkatannya apa, macem bahasa Indonesia gitu) gue. cuma share pengalaman aja, sekalian buat update blog juga, hehe. Monggo...
Tersesat ke Tempat yang Lebih Tepat
Saat masih duduk di bangku kelas dua belas SMA, saya mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang dokter. Untuk menjadi seorang dokter yang berkualitas, saya kemudian bertekad untuk melanjutkan sekolah kedokteran di Universitas Indonesia, Universitas yang fakultas kedokterannya cukup diminati banyak orang di seluruh provinsi Indonesia. Peminat yang banyak membuat saya menghadapi kesulitan untuk mendapatkannya. Saya harus bersaing dengan ribuan orang untuk dapat melanjutkan sekolah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Untuk dapat bersaing dengan ribuan orang tersebut, saya membutuhkan perjuangan ekstra.
Ketika teman-teman saya yang ingin melanjutkan sekolah ke Institut Teknologi Bandung sibuk mengerjakan berbagai macam buku psikotes, saya sibuk menghafal tingkat keanekaragaman makhluk hidup. Saya sangat suka pelajaran Biologi, tetapi saya kurang suka pelajaran Kimia. Saya lebih cepat dalam menghafal, tetapi saya lambat dalam berhitung. Itulah mengapa saya kurang tertarik melanjutkan sekolah ke jurusan teknik. Benar-benar tidak pernah terpikir oleh saya untuk mendaftar ke Institut Teknologi Bandung. Namun beberapa hal berubah beberapa bulan kemudian.
Setelah melewati banyak ujian masuk PTN, saya banyak mendapatkan penolakan dari universitas-universitas negeri. Teman-teman saya menasehati saya untuk mencoba berpikir lebih realistis. Mungkin fakultas kedokteran memang terlalu tinggi untuk saya raih. Mungkin Tuhan memang tidak mengizinkan saya. Suatu hari saya sadar dan saya memutuskan untuk mendaftar Ujian Saringan Mandiri Institut Teknologi Bandung. Ketika dihadapkan dengan kolom pilihan fakultas, saya bingung. Saya bahkan tidak yakin harus memilih fakultas apa. Kemudian saya bicara dengan orang tua saya dan meminta saran keduanya. Mereka menyarankan saya memilih Fakultas Teknologi Industri. Menurut mereka prodi Teknik Kimia memiliki prospek kerja yang bagus dan saya setuju dengan mereka. Akhirnya saya memilih FTI sebagai pilihan pertama, kemudian SAPPK sebagai pilihan kedua−karena saya tertarik dengan Arsitektur, dan FITB sebagai pilihan ketiga−karena saya tertarik dengan Geologi.
Setelah melalui USM ITB terpusat, saya hanya bisa pasrah kepada Tuhan dan memohon yang terbaik untuk saya. Alhamdulillah, saya ternyata diterima di Institut Teknologi Bandung sebagai mahasiswi Fakultas Teknologi Industri. Saya benar-benar bahagia karena pada akhirnya saya mendapatkan kursi di salah satu PTN terbaik di Indonesia. Namun pada saat saya sudah mulai menjalani kehidupan sebagai mahasiswi FTI, kebahagiaan semakin memudar. Saya merasa tersesat dan tidak tahu bagaimana masa depan saya nanti. Setelah mengetahui beberapa informasi tentang tiga prodi di FTI; Teknik Kimia, Teknik Industri, dan Teknik Fisika, saya merasa bingung. Pada awalnya tujuan saya sudah jelas; akan mengambil prodi Teknik Kimia. Namun kemudian saya bingung. Saya bertanya-tanya apakah saya benar-benar berminat untuk melanjutkan ke prodi Teknik Kimia.
Saya mencari informasi lebih banyak lagi tentang ketiga prodi di FTI untuk mendapatkan sedikit pencerahan. Saya bertanya kepada senior-senior saya saya sudah lebih dulu melanjutkan ke prodi Teknik Kimia, Teknik Industri, dan Teknik Fisika. Informasi yang saya dapatkan benar-benar membantu saya. Saya pada akhirnya tertarik untuk melanjutkan sekolah ke prodi Teknik Fisika. Saya berminat kepada beberapa mata kuliah di prodi Teknik Fisika. Kemudian saya merasa tidak tersesat lagi. Saya telah memiliki tujuan. Sedikit demi sedikit saya akhirnya mengerti. Tuhan telah membimbing saya ke sesuatu yang lain dari kedokteran, tetapi tetap pada minat saya. Mungkin sesuatu yang buruk akan terjadi pada saya jika saya akhirnya benar-benar melanjutkan sekolah ke fakultas kedokteran. Mungkin saya tidak akan menjadi dokter yang baik. Saya mengerti sekarang. Disinilah tempat yang terbaik untuk saya, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung. Sesungguhnya yang kita inginkan tidak selalu yang kita butuhkan. Dia yang tahu, Dia yang mengerti segala yang terbaik untuk kita. Terimakasih Tuhan, saya sangat bersyukur dengan apa yang telah Engkau pilihkan.
Rizky Inayati
Fakultas Teknologi Industri
16709247
Sabtu, 30 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar